Kamis, 14 Juli 2011

Ada Sarana Baru untuk Kejuaraan Dunia Karate

KOMPAS.com - Andai tak ada aral melintang, pada 2015, Indonesia akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Karate. Bertolak dari kesempatan itulah, Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Karate-Do Indonesia (PB FORKI) 2010-2014
Hendardji Soepandji mengatakan bakal menyiapkan sarana memadai. "Kejuaraan itu akan digelar di Kemayoran," kata Hendardji pada Kamis (10/2/2011).

Menurut Hendardji, lokasi pergelaran di bekas bandar udara internasional Jakarta itu merupakan bagian dari pengembangan kawasan yang kini menjadi superblok bisnis dan residensial tersebut. Kawasan Kemayoran melalui Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPKK) berada di bawah naungan Sekretariat Negara. Bersama dengan Kawasan Gelora Bung Karno, Kemayoran merupakan Badan Layanan Umum (BLU). Sejak 6 Oktober 2010, Hendardji dilantik menjadi Direktur Utama PPKK menggantikan pejabat sebelumnya Djadjuk Nafsir.

Saat ini, luas Komplek Kemayoran mencapai 454 hektare. Dari jumlah itu, sesuai rencana pengembangan terbaru untuk 15 tahun ke depan, 100 hektare lahan merupakan peruntukan olahraga, rekreasi, dan seni. Pengelola, kelak, membangun sebuah gedung olahraga bertaraf internasional. Luasnya sekitar 48.000 meter persegi, bertingkat enam, dan mampu menampung hingga 25.000 penonton. Alhasil, sarana ini menjadi tempat penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Karate. Menurut rencana, pembangunan akan rampung pada 2015. "Peserta kejuaraan ada 100 negara," imbuh Hendardji.

Masih berhubungan dengan sarana olahraga tersebut, pengelola Kemayoran berencana menggusur kawasan kumuh di belakang Masjid Akbar. Lahan tersebut bakal dijadikan lapangan hijau luas semacam stadion madya untuk menggelar pertandingan sepak bola. Kapasitas stadion itu sekitar 30.000 penonton. Pengelola juga akan membangun stadion renang berstandar Olimpiade berikut sejumlah arena terbuka lainnya untuk pertunjukan seni dan rekreasi.

Pengembangan Komplek Kemayoran, papar Hendardji akan menelan biaya Rp 7,2 triliun. Mayoritas dana, Rp 4 triliun, akan tersedot untuk pembangunan infrastruktur. Sementara, sisanya, Rp 3,2 triliun habis dipakai untuk pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum. 


0 komentar:

Posting Komentar