Kamis, 14 Juli 2011

Nama Muslim Diabadikan di Dojo Karate

MAKASSAR, KOMPAS.com — Kematian Muhammad Muslim, karateka anggota kontingen Wadokai asal Sulawesi Tengah, membawa luka mendalam bagi timnya maupun panitia pelaksana.

Muslim mengembuskan napas terakhir dalam laga final Kejuaraan Nasional Karate-Do Wadokai di Gelangggang Olahraga Mattalatta, Makassar, Sabtu (21/5/2011) sore.

Pengurus PB Wadokai pun memberikan santunan kepada pihak keluarga dan mengabadikan nama Muslim di salah satu tempat latihan olahraga karate atau dojo di PB Pusat Wadokai.
"Nama Muslim akan abadi di salah satu dojo yang merupakan bentuk apresiasi atas komitmennya yang begitu tinggi di karate," kata Sudirman, Sekjen PB Wadokai, di Makassar, Senin kemarin.

Sementara itu, pemberian santunan, menurut Sudirman, merupakan bentuk kepedulian dan rasa belasungkawa serta tanggung jawab panitia atas kematian Muslim. Panitia kejurnas juga telah memberikan uang duka serta biaya pemakaman bagi keluarga korban.

"Kami sudah berkomunikasi dengan kelaurga yang berada di Palu, mengungkapkan belasungkawa yang terdalam dari seluruh jajaran PB Wadokai atas meninggalnya Muslim, " kata Sudirman. Selain itu, PB Wadokai juga menanggung biaya rumah sakit hingga keberangkatan ke kampung halamannya di Palu. 

Karateka berusia 15 tahun ini dinilai sebagai bibit baru untuk tim Wadokai. Muslim meninggal dalam laga final kumite 55 kg kelas 16-17 tahun saat bertanding melawan atlet kontingen Kalimantan Tengah. Muslim diduga mengalami kelelahan. 


0 komentar:

Posting Komentar