Senin, 14 November 2011

SEAGAMES - Timnas Karate Dapat Lima Emas

0 komentar
SeaGames - Salut buat timnas karate Indonesia. Hanya menargetkan merebut tiga emas di hari pertama kemarin (12/11), Umar Syarif dkk malah langsung menggebrak dengan raihan lima emas,  satu perak serta satu perunggu. Timnas karate Indonesia pun untuk sementara menempati posisi juara umum. Sementara Vietnam menempati urutan kedua dengan koleksi dua emas, dua perak serta dua perunggu. 

Pesta Indonesia dimulai saat Faizal Zainudin mengalahkan wakil Vietnam Thai Huy di final kata perorangan putra dengan skor telak 5-0. Selanjutnya giliran Flenty Enoch  yang merebut emas usai menekuk atlet Vietnam Dho Thi Thu Ha di final kata perorangan putri dengan skor telak 5-0. Tiga emas lainnya disumbangkan kata beregu putra dan putri serta Umar yang membekuk wakil Thailand Shanpasit Canlophan di kelas +84 kg putra dengan skor sangat telak 9-1.

Ketum PB Forki Hendardji Soepandji mengatakan, hasil tersebut merupakan sebuah kejutan tersendiri. Anak asuhnya tak terlihat tegang meski bertanding di depan ribuan penonton yang memadati Tennis Indoor Senayan.

"Tapi kalau melihat persiapan anak-anak, saya rasa itu bukan kejutan. Anak-anak sudah berlatih serius selama 20 bulan," terang Hendardji saat ditemui setelah pertandingan kemarin.

Dia menambahkan, anak asuhnya memiliki modal kuat menghadapi SEA Games kali ini. Salah satunya ialah kala mampu menjadi penghuni tiga besar di Kejuaraan Dunia di Turki. Karena itu, dia optimistis anak asuhnya mampu berbuat banyak di SEA Games tahun ini.

Namun, kebingungan langsung terpancar di wajah Hendardji saat ditanya mengenai keputusan pensiun yang diambil Umar. Menurutnya, belum ada satupun karateka Indonesia yang bisa menyamai Umar.

"Umar ini memang istimewa. Di kelasnya, memang belum ada yang menandingi. Kami belum tentu bisa mencetak atlet seperti Umar hanya dalam waktu dua tahun sebelum tampil di SEA Games 2013. Meskipun kami sudah memiliki regenerasi," tegas Hendardji. 

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Rabu, 19 Oktober 2011

Karate-ka Indonesia Bertekad Untuk Mengulangi Prestasi

0 komentar

Tim nasional cabang olahraga karate Indonesia bertekad mengulangi prestasi manis pada kompetisi SEA Games Laos 2009. Ketika itu karatedo Indonesia Umar Syarif yang terjun di kelas + 84 dan Faizal Zainuddin di kata perorangan berhasil mendulang medali emas. Sedangkan tim putri hanya mampu mempersembahkan perak. 

Manajer cabang olahrga karate, Zulkarnaen Purba, mengatakan ambisi kembali meraih prestasi tidak diragukan lagi karena SEA Games XXVI diselenggarakan di rumah sendiri, Palembang-Jakarta, pada 11-22 November 2011. "Kami optimistis akan meraih tiga medali emas untuk tim putra dan dua untuk putri. Kami yakin itu," kata Zulkarnaen di Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2011.

Menurut Zulkarnaen, tiga dari tim putra dan dua putri diandalkan mendapat medali. Mereka adalah Umar Syarif yang akan turun pada kelas +84, Donny Jintar, dan Dermawan. Untuk pekarate putri ada Yolanda dan Tendri.

Pesaing berat untuk putra dan putri adalah Malaysia dan Vietnam. Tapi dua lawan berat ini bisa diatasi karena pada SEA Games lalu tim putra mampu menumbangkan mereka. "Kami tidak menganggapnya remeh. Begitu juga dengan lawan-lawan lainnya," ujar dia.

Tim Karatedo Indonesia akan diperkuat 22 atlet, terdiri dari 11 putra dan 11 putri. Khusus atlet Umar, kata Zulkarnaen, merupakan ajang terakhir mengikuti event terbesar di Asia Tenggara ini. Jadi, dengan sejumlah prestasinya selama ini Umar diharapkan menutup kariernya dengan mempersembahkan medali emas.

"Umar dan andalan lainnya harus mengangkat nama Indonesia di kancah internasional dengan prestasi yang baik," ujar dia menegaskan. Karena itu dalam waktu kurang dari satu bulan ini konsentrasi latihan lebih difokuskan pada latihan siap bertanding, yakni peningkatan strategi, taktik, fisik, dan mental.

Gerakan penting yang harus dikuasai adalah bloking dan mempertajam reaksi serta memelihara mental. "Kesiapannya sudah mencapai 90 persen, 10 persennya proses pemantapan," ucap Zulkarnaen lagi. Harapan untuk menggulung medali sedikit mengalami hambatan. Sang manajer menyayangkan manajemen pengelola SEA Games tidak maksimal menyediakan tempat latihan.

Dia mengatakan selama ini pelaksanaan latihan tidak memiliki tempat yang jelas. "Latihannya berpindah-pindah. Ini berdampak buruk bagi para peserta," ujarnya. Padahal selang waktu kurang lebih satu bulan ini latihannya harus benar-benar full.

Meski sudah beberapa kali disampaikan ke pihak manajemen, hal itu tidak pernah direspons. "Kami minta agar diberikan tempat latihan permanen," kata dia. Mantan pelatih ini juga menolak jika pertandingan dilaksanakan di Palembang. "Kami tidak mau bertanding di Palembang, kami mau di Gelora Bung Karno," katanya.

Pelatih Kepala Cabang Karate Christine Taroreh mengatakan sebelum berlaga di SEA Games nanti akan ada simulasi semi pertandingan yang dilaksanakan tiap minggu. Uji coba ini akan dilakukan sesama atlet karate dari daerah yang dipersiapkan untuk pra-Pekan Olahraga Nasional. Atlet yang bakal menjadi lawan dalam simulasi tersebut di antaranya atlet dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. "Mereka yang terbaik," katanya.

Perkembangan latihan saat ini, Christine menjelaskan, tinggal perawatan mental, fisik, strategi, dan taktik hingga SEA Games nanti. Pihaknya telah siap berhadapan dengan lawan dari 10 negara yang ikut dalam kejuaraan terbesar di wilayah Asia Tenggara ini. "Malaysia dan Vietnam telah mengirim atletnya full kelas," ujarnya. "Kami optimistis akan meraih medali emas nanti."

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Selasa, 18 Oktober 2011

Tameshiwari

0 komentar
Tameshiwari atau teknik mematahkan, menghancurkan atau memecahkan benda keras, menjadi sebuah tontonan menarik yang kerap ditampilkan pada even seni beladiri. Kemampuan fisik mematahkan potongan kayu, stik base ball, batang besi, kikir, menghancurkan tumpukan bata, genteng, balok es dan sebagainya ini dipelajari di sejumlah perguruan seni beladiri, salah satunya Karate dan memang istilah Tameshiwari sendiri berasal dari seni beladiri negeri matahari terbit tersebut.

Masing-masing perguruan memiliki metode latihan tameshiwari . Ada yang menerapkan latihan pernapasan yang berkorelasi dengan penghimpunan tenaga dalam, adapula hanya mengandalkan latihan fisik semata.

Terlepas dari bagaimana melatih tameshiwari, jika dikaji lebih jauh ilmu ini memberikan banyak pelajaran bagi praktisi beladiri.

Agar tangan, kaki, kepala dan berbagai anggota tubuh lainnya mampu 'mengalahkan' benda keras, diperlukan latihan rutin yang memakan waktu panjang. Di sinilah dituntut ketekunan, kerja keras, kesabaran dan kehati-hatian dalam mencapai satu tujuan.

Sebelum mempraktikkan tameshiwari, terlebih dahulu melakukan persiapan diri. Di sini diperlukan konsentrasi, pengendalian diri, peningkatan keyakinan dengan berdoa dan sugesti yang kuat sehingga timbul kepercayaan diri .

Nah, dengan berlatih tameshiwari, tidak semata peningkatan kemampuan fisik yang kita dapat, tapi juga peningkatan mental dan spiritual.

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Panggilan Kepada Guru

0 komentar
Sensei, renshi, kyoshi, shihan, doshu, adalah istilah yang sering diucapkan seorang murid kepada sang guru maupun terhadap seseorang yang lebih tinggi tingkatannya dalam seni beladiri Jepang/Okinawa.Apa arti masing-masing panggilan tersebut dan bagaimana menerapkannya secara tepat?

Sistem tingkatan (kyu) yang ditandai dengan warna sabuk sangat umum digunakan dalam seni beladiri. Awalnya sistem ini diciptakan oleh Jigoro Kano, pendiri Kodokan Judo.

Kano adalah seorang pendidik bergelar professor, ia mengetahui bahwa seseorang akan memberikan respon yang lebih baik kepada tujuan jangka pendek dibandingkan dengan tujuan jangka panjang. Karena itu, Kano membagi tingkatan atau rangking untuk masing-masing tahapan untuk mendorong murid giat berlatih.

Konsep ini kemudian diadopsi oleh Gichin Funakoshi, guru besar Karate Shotokan, selanjutnya diterima pula oleh aliran karate lainnya serta berbagai perguruan seni beladiri di Jepang hingga diadopsi pula di negara lain.

Sistem ini tetap dipertahankan dan kini orang berlatih beladiri di samping untuk berprestasi juga untuk mencapai tingkatan berikutnya dengan tanda warna sabuk berbeda.

Mengenai warna, sebenarnya telah lama digunakan dalam kuil-kuil untuk membedakan tingkatan. Kano mengadaptasi konsep ini untuk mempertegas tingkatan dalam seni beladiri.

Warna putih adalah simbol kemurnian seorang pemula, warna hitam menunjukkan akumulasi pengetahuan yang diperoleh selama bertahun-tahun latihan.

Sebelum dikenal sistem sabuk, dalam dunia seni beladiri Jepang digunakan metode tingkatan dengan pemberian sertifikat khusus kepada para murid. Sertifikat pertama yang mengakui seseorang sebagai murid adlaah Shodan, artinya pemula. Sertifikat kedua, Chudan, menunjukkan tingkat menengah atau keseriusan dalam latihan. Kemudian sertifikat Jodan, di mana murid diizinkan memasuki Okuden, suatu tradisi rahasa dalam ryu (aliran beladiri).

Metode kuno lainnya menggunakan sistem lisensi Menkyo. Kelas permulaan adalah Kirikami, diberikan kepada murid yang telah berlatih selama 3 tahun. Pemberian kirikami berarti sang murid telah diterima dalam ryu sebagai praktisi yang serius. Tingkatan berikutnya adalah Mokuroku atau catatan sistem waza (teknik) yang menunjukkan sejauhmana pengetahuan murid.

Jika setelah 2-10 tahun murid tersebut telah menunjukkan dedikasinya terhadap perguruan serta memiliki kemampuan untuk mengajar, maka diberikan tingkatan Menkyo atau lisensi untuk mengajar. Pemegang lisensi ini mendapat beberapa gelar atau panggilan, antara lain Sensei, Shihan, Renshi, Kyoshio atau Hanshi, tergantung pada sistem yang dipakai masing-masing perguruan.

Tingkatan terakhir yang diberikan pada sistem Menkyo adalah Kaiden. Tingkatan ini menunjukkan bahwa murid telah mempelajari semua ilmu di perguruan atau aliran. Tingkatan ini biasanya diberikan guru besar kepada murid yang paling dekat dan dipercaya menjadi penerus.

Demikian juga panggilan menurut tingkatan, masih ada berbagai sebutan tergantung pada sistem yang digunakan. Para kepala kuil dikenal sebagai Osho atau Soke. Osho berarti serdadu perdamaian yang diterjemahkan dalam kaitan dengan kuil-kuil Budha. Soke diartikan kepala rumah.

So dikaitkan dengan seni beladiri yang lebih tepatnya diterjemahkan sebagai guru daripada kepala. Misalnya, Taisho (guru agung), Soshi atau Doshu (guru kepala), Sosho (guru suatu seni), Kaiso (cikal bakal), Shodai (guru kepala generasi pertama, meski adapula mengartikan sebagai pendiri), kemudian Nidai Soke dan Sandai Soke (generasi kedua dan ketiga).

Sementara dua istilah yang kerap salah diterjemahkan sebagai pendiri atau semacam headmaster adalah Kaicho dan Kancho. Kaicho berarti presiden asosiasi atau ryu, sedangkan Kancho adalah kepala suatu aliran yang biasanya mengajarkan ryu tertentu.

Seorang headmaster ataupun hanya murid senior dapat menjadi Kaico atau Kancho. Misalnya ketika seorang guru besar menyadari bahwa putranya sebagai pewaris perguruan masih berusia terlalu muda, sehingga sebelum meninggal ia akan menamakan putranya Sandai Soke dan memberikan gelar Kancho kepada murid paling senior.

Sensei adalah istilah generik untuk semua guru, meski sebagian organisasi memberikan gelar ini secara khusus kepada orang telah memenuhi syarat untuk mengajar. Mengajar dianggap sebagai tanggung jawab yang harus diemban, bukan merupakan hak otomatis, bersamaan dengan sabuk hitam yang diperoleh.

Jika tidak diterjemahkan secara harfiah, Sensei berarti kehidupan sebelumnya. Sebagian besar gelar Sensei dipakai untuk menandakan bahwa seseorang telah mampu mengajarkan apa yang dipikirkannya dan tingkatan kreativitas lebih tinggi belum tercapai.

Renshi adalah panggilan diberikan kepada seseorang yang qualified dan telah mengabdikan diriya kepada seorang guru besar. Terjemahan harfiahnya, guru ahli mendidik.

Kyoshi diterjemahkan sebagai instruktur senior atau instruktur kepala, sedangkan makna yang sebenarnya adalah guru yang dipercaya. Orang yang mendapat gelar ini dianggap sebagai pendukung setia dari ryu.

Shihan adalah panggilan lain yang digunakan untuk menunjukkan penguasan suatu seni beladiri. Beberapa perguruan seni beladiri ada yang menandai gelar ini dengan pemakain sabuk berwarna merah dan putih, karena penguasan ilmunya dianggap lebih tinggi dari sabuk hitam.

Salah satu panggilan paling jarang digunakan namun paling berarti dalam seni beladiri bangsa Jepang/Okinawa adalah Meijin. Biasanya diberikan kepada pelatih yang berusia lanjut dan telah menunjukkan dedikasi, komitmen dan pengabdian khusus pada seni beladiri yang dipelajarinya. Meijin berarti orang bijaksana yang berkaitan dengan kemampuan spiritualnya yang tinggi.

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Senin, 17 Oktober 2011

Kontrol Emosi Perlu Dalam Kumite

0 komentar
Ilmu bela diri sebenarnya sudah dikenal semenjak manusia ada. Salah satu ilmu bela diri yang terus berkembang hingga saat ini adalah karate. Perkembangan karate sebagai salah satu bentuk ilmu bela diri diawali dengan penyebaran para pendeta pengikut Sidharta Gautama ke seluruh dunia untuk menyebarkan ajarannya. Para pendeta tersebut dibekali dengan ilmu bela diri untuk dapat melalui sulitnya medan yang akan dilalui. 

Penyebaran ilmu bela diri para pendeta pengikut Sidharta Gautama tidak sampai ke Jepang, hanya sampai di Kepulauan Okinawa karena pada saat itu di Jepang telah berkembang ilmu bela diri ju jitsu, judo, kendo, dan kenjutsu (ilmu pedang). Pada tahun 1600-an, Kerajaan Jepang yang telah menguasai Okinawa melarang penduduknya memiliki senjata tajam termasuk tongkat bagi orang tua. Oleh karena itu, masyarakat Jepang akhirnya mengembangkan ilmu bela diri dengan tangan kosong yang saat itu dikenal dengan tote. Pada tahun 1921, seorang penduduk Okinawa bernama Funakoshi Gitchin memperkenalkan tote ke Jepang, dan berubah namanya menjadi karate karena sesuai dengan aksen Jepang dalam cara membaca huruf kanji. Sejak saat itu karate berkembang pesat di Jepang dan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masuknya karate ke Indonesia dibawa oleh para mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang pulang setelah menyelesaikan pendidikan mereka di Jepang. 

Sesuai dengan perkembangan latihan karate di seluruh dunia, di Indonesia juga menerapkan tiga dasar latihan karate, yaitu kihon, kata, dan kumite. Kihon adalah istilah untuk latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang, dan menangkis. Kata adalah istilah untuk latihan jurus-jurus atau bunga karate, dan yang terakhir adalah kumite yang merupakan istilah untuk latihan bela diri atau tempur.

Kumite sebagai salah satu metode latihan dalam bela diri karate, merupakan aplikasi praktis dari teknik menyerang dan bertahan dari serangan musuh (Nakayama, 1989). Hal ini jugalah yang membuat karate disebut sebagai salah satu aktivitas olahraga body contact, karena selama dalam suatu pertarungan (sparring) atau pertandingan akan selalu terjadi sentuhan fisik secara langsung antar karateka yang bertarung. Penguasaan reaksi emosi pun harus dimiliki oleh tiap atlet agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan atau yang terluka atas aktivitas fisik yang dilakukannya (Sukadiyanto, 2006). 

Pada suatu pertandingan bela diri, seorang atlet harus berjuang sendiri dalam meredakan maupun membangkitkan emosinya, serta mengendalikannya dengan baik pada saat bertanding karena banyak kegagalan yang akan dialami oleh seorang atlet yang disebabkan atlet tersebut tidak dapat memanfaatkan dan mengontrol perubahan emosi yang terjadi pada dirinya.

Emosi dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan mental yang merujuk pada perasaan atau pikiran yang menimbulkan kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Emosi yang merupakan kondisi sadar yang muncul pada diri seseorang akibat adanya interaksi dengan lingkungan berhubungan dengan proses-proses fisiologis pada diri orang tersebut. Manifestasinya dapat terlihat misalnya dengan timbulnya emosi agresif, menghindar, atau senang. 

Kestabilan emosi dapat diartikan sebagai kondisi emosi yang mantap, dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, sehingga tidak menimbulkan gangguan emosional seperti cemas atau tertekan. Kestabilan emosi juga dapat dikatakan sebagai suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk dapat mengendalikan respon emosionalnya, sehingga tidak terpengaruh oleh keadaan di luar dirinya.

Seseorang yang mengikuti latihan karate dapat dipengaruhi oleh adanya faktor keinginan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. Faktor dari dalam diri sendiri dapat muncul karena adanya keinginan untuk dapat melindungi diri sendiri dan melindungi orang di sekitarnya. Faktor dari luar diri misalnya adanya pengaruh dari orang tua dan teman-teman. Namun, seorang karateka yang pada awalnya berlatih karate karena adanya keinginan dari luar dirinya bukan berarti tidak dapat mempertahankan eksistensinya di bidang karate. Sebaliknya, mereka juga dapat berprestasi dan tetap eksis untuk jangka waktu yang lama, tidak jauh berbeda dengan karateka yang berlatih karate karena keinginannya sendiri.

Sebelum bertanding, persiapan yang dilakukan oleh seorang atlet karate terdiri dari persiapan fisik dan mental. Persiapan fisik dilakukan dengan melatih fisik dan teknik bertanding, sedangkan persiapan mental dilakukan dengan berlatih tanding dengan teman atau sparring partner. Persiapan mental juga dapat didukung oleh doa. Pertandingan karate, terutama pertandingan kumite merupakan pertandingan olah raga yang tidak terukur, artinya bahwa keberuntungan dianggap berpengaruh, sehingga doa menjadi suatu hal yang penting dan mempengaruhi mental seorang atlet.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bentuk-bentuk emosi yang muncul pada seorang atlet karate yang mengikuti pertandingan kumite. Emosi yang muncul sebelum memasuki arena pertandingan, sampai dengan emosi pada saat menghadapi lawan, dan cara masing-masing atlet mengelola emosi-emosi yang muncul sampai pertandingan tersebut dapat diselesaikan.

Emosi yang biasanya dirasakan oleh seorang atlet sebelum bertanding adalah munculnya rasa gugup dan takut. Rasa takut yang muncul biasanya disebabkan adanya ketakutan akan cidera pada saat bertanding, takut mengalami kekalahan, takut tidak dapat bermain maksimal dan memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang mendukungnya. Rasa gugup atau ketakutan yang dirasakan sebelum bertanding, biasanya akan hilang pada saat seorang atlet memasuki arena pertandingan.



Sebelum masuk arena, untuk menghadapi rasa takut maupun gugup yang dirasakan, tiap-tiap atlet memiliki cara masing-masing untuk mensiasatinya. Misalnya dengan mendengarkan musik, membaca, relaksasi, atau berbincang-bincang dengan teman-teman atau sesama atlet. Setiap atlet memang sangat dianjurkan untuk dapat menghilangkan kegugupan yang dirasakannya sebelum pertandingan, karena apabila hal tersebut tidak dilakukan maka akan dapat mempengaruhi konsentrasi pada saat bertanding. Apabila konsentrasi terganggu, maka strategi yang telah dipersiapkan tidak dapat dijalankan dengan baik, dan akhirnya atlet tersebut tidak dapat mencapai prestasi yang maksimal (PB-PBSI, 2006).

Pada saat menghadapi lawannya di arena pertandingan, seorang atlet profesional akan berusaha menunjukkan performa terbaiknya, mengerahkan segala kemampuan, dan mengeluarkan teknik-teknik yang telah dipelajarinya selama latihan. Performa atlet tersebut juga akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lawan yang dihadapinya, termasuk emosi yang akan muncul selama pertandingan berlangsung. Emosi negatif seperti marah dapat muncul pada seorang atlet ketika lawannya menjadikan wajah atlet tersebut sebagai sasaran dari serangannya. Kecenderungan yang terjadi, seorang atlet akan menjadi lebih sensitif dan mudah terpancing emosinya untuk membalas ketika wajahnya sudah dipukul oleh lawannya. Emosi negatif juga dapat muncul apabila seorang atlet sudah tertinggal nilainya sejak awal pertandingan, apalagi jika atlet tersebut merasa bahwa serangan-serangan yang dilakukannya dianggap tidak masuk oleh wasit, sehingga tidak memberikan tambahan pada nilainya.

Emosi negatif yang muncul pada seorang atlet ketika bertanding dapat mempengaruhi gerakan dan serangannya. Emosi dianggap mempengaruhi faktor fisiologis pada diri atlet. Gerakan atau serangan atlet tersebut dapat menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan teknik yang sebenarnya ingin dikeluarkan atau digunakannya. Goleman (2002) menyatakan bahwa bila emosi telah mengalahkan konsentrasi atau kemampuan berpikir seseorang, semua informasi atau pengalaman yang telah dimilikinya akan menjadi lumpuh atau tidak berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, informasi atau pengalaman yang dimiliki oleh seorang atlet didapat dari latihan yang telah dilakukannya sebagai persiapan selama jangka waktu tertentu sebelum mengikuti pertandingan.

Emosi negatif sebagai salah satu gejala yang muncul pada suatu pertandingan dapat berubah menjadi emosi positif. Emosi positif seperti senang dan bersemangat merupakan gejala lain yang dapat muncul pada seorang atlet apabila atlet tersebut memiliki kemampuan mengatur emosi, atau kemampuan menstabilkan emosi yang muncul pada dirinya. Setyobroto (2002) menyebutkan bahwa salah satu gejala yang muncul pada seorang atlet adalah adanya stabilitas emosi. Stabilitas emosi akan dipengaruhi oleh adanya kematangan emosi, ketahanan mental, dan mental training. 



Salah satu temuan penelitian ini menyebutkan bahwa seorang atlet dapat melatih kestabilan emosinya melalui latihan sparring partner yang berfungsi untuk mempelajari dan mengenali bentuk-bentuk reaksi emosi yang mungkin muncul dari lawan yang dihadapinya.

Kestabilan emosi pada pertandingan kumite dinilai sebagai suatu hal yang penting karena dapat mempengaruhi pukulan, tendangan, semua serangan yang dilakukan atlet tersebut kepada lawannya, dan otomatis mempengaruhi performa atau penampilannya di lapangan. Padahal, seorang atlet secara tidak langsung dituntut untuk menampilkan permainan atau pertandingan yang sportif dan menarik untuk dilihat atau ditonton. 

Kestabilan emosi seorang atlet pada suatu pertandingan kumite dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol permainan, mensiasati pertandingan agar tidak mudah terpengaruh oleh emosi atau permainan lawan dan keputusan-keputusan wasit yang dianggap merugikan diri atlet tersebut. Seorang atlet yang memiliki kestabilan emosi terlihat lebih tenang dalam menghadapi lawannya di arena pertandingan, memiliki ritme permainan yang tetap dalam kondisi apapun, dan selalu berada pada titik performa terbaik di setiap pertandingan yang diikutinya.

Terbentuknya kestabilan emosi pada diri seorang atlet dapat berasal dari dalam diri atlet sendiri dan karena adanya pengaruh dari luar diri atlet. Kestabilan emosi yang sudah ada dalam diri seorang atlet dapat terbentuk karena adanya pengaruh dari faktor keturunan atau bawaan dan faktor kepribadian. Seorang atlet yang memiliki kepribadian yang tenang dan matang, cenderung akan memiliki kestabilan emosi dibandingkan dengan atlet yang memiliki sifat kepribadian arogan seperti yang dicontohkan oleh salah seorang subjek penelitian ini. 


Kestabilan emosi yang terbentuk karena adanya pengaruh dari luar diri atlet dapat dipengaruhi oleh faktor pengalaman, pelatih, kesiapan dalam menghadapi pertandingan, pendukung, penonton, dan kepercayaan diri. Kepercayaan diri dalam suatu pertandingan olah raga dapat dipastikan menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Atlet yang rasa percaya dirinya hilang atau berkurang akan mengakibatkan penampilannya tidak maksimal karena tampil di bawah kemampuannya. Seorang pelatih juga sangat berpengaruh dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam diri atlet. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dibangunnya komunikasi dua arah yang baik antara atlet dengan pelatih agar terjalin pengertian antar keduanya, sehingga program latihan dan peraturan dapat dijalankan sesuai dengan yang telah ditetapkan (PB-PBSI, 2006).

Kestabilan emosi yang terbentuk karena faktor dari luar diri atlet sifatnya dapat dilatih dan dapat berkembang, seiring dengan pengaruh dari keenam faktor di atas. Berkembangnya kestabilan emosi pada diri atlet tidak secara pasti dapat dirasakan tahap-tahap perubahannya, terbentuk seiring dengan banyaknya pengalaman bertanding yang dialami seorang atlet, dan akan dapat dirasakan manfaatnya secara tidak langsung pada saat atlet tersebut bertanding. Pengalaman sebagai salah satu komponen yang didapat karena interaksi individu dengan lingkungan, menurut Lewis akan memberikan pengaruh pada perkembangan emosi seseorang yang akan mempengaruhi kematangan emosinya. Lewis mengatakan bahwa pembentukan kematangan emosi terbentuk karena adanya interaksi antara bawaan (secara natural) dengan lingkungan (Strongman, 2003).

Atlet yang telah memiliki kestabilan emosi akan selalu berusaha untuk mengawali pertandingannya dengan perasaan yang lebih tenang dan rileks. Atlet tersebut tahu bagaimana caranya agar dirinya dapat lebih santai dan merasa rileks ketika bertanding. Salah satu contoh perilaku yang membantu menenangkan diri atlet sebelum bertanding adalah dengan berteriak. Selain membantu menenangkan diri, berteriak juga dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan semangat dalam diri atlet tersebut. Berteriak merupakan salah satu cara yang dianjurkan oleh seorang pelatih olah raga bela diri, karena sedikit banyak dapat mengendurkan ketegangan yang dialami oleh atlet yang sedang bertanding (Kompas Cyber Media, 2006).

Atlet yang memiliki kestabilan emosi dapat mengenali kondisi dan mengenali emosi yang muncul pada dirinya. Apabila emosi yang muncul dirasa dapat merugikan dirinya dan diri orang lain, atlet tersebut dapat mengatur emosinya sehingga tidak sampai keluar menjadi suatu gerakan atau serangan yang merugikan lawannya. Menurut Salovey, salah satu bentuk kecerdasan emosional adalah dapat mengenali emosi pada diri sendiri, yang mencakup adanya kesadaran diri, dan mengetahui perasaan apa yang dirasakan sewaktu perasaan itu terjadi (Goleman, 2002).


Kondisi lain yang terdapat pada atlet yang memiliki kestabilan emosi adalah adanya usaha untuk selalu bermain safe atau aman. Atlet tersebut dapat menyiasati perasaannya sendiri pada saat bertanding dan dapat mengontrol emosi selama pertandingan berlangsung sehingga dapat memenangkan pertandingan tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain.

Sebaliknya, seorang atlet yang tidak memiliki kestabilan emosi pada saat bertanding dapat dipengaruhi karena tidak terpenuhinya enam faktor yang dapat mendukung terbentuknya kestabilan emosi. Misalnya, kurangnya persiapan fisik dan mental atlet tersebut dalam menghadapi pertandingan, tidak adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya, dan tidak adanya figur pelatih yang dapat memaksimalkan potensi serta mengangkat semangat dari dalam diri atlet yang bersangkutan.

Atlet yang tidak memiliki kestabilan emosi pada saat bertanding akan mudah terpengaruh secara fisik dan mental. Secara mental, atlet yang tidak memiliki kestabilan emosi akan sangat mudah terpancing emosinya oleh gerakan-gerakan atau serangan yang dilakukan oleh lawannya. Ketika emosinya sudah mulai terpancing, atlet tersebut akan terpengaruh aspek fisiologisnya. Misalnya, atlet tersebut akan merasakan ketegangan otot, yang dapat menyebabkan gerakannya menjadi kaku. Hal ini akhirnya akan mempengaruhi kondisi atlet secara fisik. Gerakan atlet yang tidak memiliki kestabilan emosi akan menjadi kacau, serangan yang dikeluarkannya sudah tidak berdasarkan teknik yang telah dipelajari, dan ritme permainan menjadi berubah dan tidak beraturan. 

Selain hal-hal yang telah disebutkan, akibat yang akan sangat merugikan tanpa adanya kestabilan emosi adalah apabila gerakan-gerakan yang dilakukan atlet tanpa adanya kontrol dapat menciderai dirinya sendiri dan lawannya. Apabila seorang atlet cidera, atau menciderai lawannya sampai salah satu pihak tidak dapat melanjutkan pertandingan lagi, maka atlet yang menciderai itu akan dikenakan sanksi berupa diskualifikasi dan tidak dapat melanjutkan pertandingan. Tentu saja hal tersebut akan sangat merugikan atlet yang bersangkutan.



Dari berbagai sumber..
Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Sabtu, 15 Oktober 2011

Kumite Teknik

0 komentar
Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Sabtu, 16 Juli 2011

Pinan Shodan Kata

0 komentar
'Masa damai' 'Peace & ketenangan', 'waktu ketenangan'. Para Kata lima yang dikembangkan oleh Yasutsune Itosu-pada tahun 1903. Pertama diajarkan di Sekolah Umum di Okinawa. Lima Pinan Shodan Kata yang Pinan, Pinan Nidan, Sandan Pinan, Pinan Godan Yodan dan Pinan. Kata Pinan adalah Kata dasar signifikan untuk Shuri-te gaya Karate sebagai Wado-ryu, Shito-ryu, Shorin-ryu dan shoto-ryu. 
Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Kamis, 14 Juli 2011

Nama Muslim Diabadikan di Dojo Karate

0 komentar
MAKASSAR, KOMPAS.com — Kematian Muhammad Muslim, karateka anggota kontingen Wadokai asal Sulawesi Tengah, membawa luka mendalam bagi timnya maupun panitia pelaksana.

Muslim mengembuskan napas terakhir dalam laga final Kejuaraan Nasional Karate-Do Wadokai di Gelangggang Olahraga Mattalatta, Makassar, Sabtu (21/5/2011) sore.

Pengurus PB Wadokai pun memberikan santunan kepada pihak keluarga dan mengabadikan nama Muslim di salah satu tempat latihan olahraga karate atau dojo di PB Pusat Wadokai.
"Nama Muslim akan abadi di salah satu dojo yang merupakan bentuk apresiasi atas komitmennya yang begitu tinggi di karate," kata Sudirman, Sekjen PB Wadokai, di Makassar, Senin kemarin.

Sementara itu, pemberian santunan, menurut Sudirman, merupakan bentuk kepedulian dan rasa belasungkawa serta tanggung jawab panitia atas kematian Muslim. Panitia kejurnas juga telah memberikan uang duka serta biaya pemakaman bagi keluarga korban.

"Kami sudah berkomunikasi dengan kelaurga yang berada di Palu, mengungkapkan belasungkawa yang terdalam dari seluruh jajaran PB Wadokai atas meninggalnya Muslim, " kata Sudirman. Selain itu, PB Wadokai juga menanggung biaya rumah sakit hingga keberangkatan ke kampung halamannya di Palu. 

Karateka berusia 15 tahun ini dinilai sebagai bibit baru untuk tim Wadokai. Muslim meninggal dalam laga final kumite 55 kg kelas 16-17 tahun saat bertanding melawan atlet kontingen Kalimantan Tengah. Muslim diduga mengalami kelelahan. 


Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Ada Sarana Baru untuk Kejuaraan Dunia Karate

0 komentar
KOMPAS.com - Andai tak ada aral melintang, pada 2015, Indonesia akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Karate. Bertolak dari kesempatan itulah, Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Karate-Do Indonesia (PB FORKI) 2010-2014
Hendardji Soepandji mengatakan bakal menyiapkan sarana memadai. "Kejuaraan itu akan digelar di Kemayoran," kata Hendardji pada Kamis (10/2/2011).

Menurut Hendardji, lokasi pergelaran di bekas bandar udara internasional Jakarta itu merupakan bagian dari pengembangan kawasan yang kini menjadi superblok bisnis dan residensial tersebut. Kawasan Kemayoran melalui Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPKK) berada di bawah naungan Sekretariat Negara. Bersama dengan Kawasan Gelora Bung Karno, Kemayoran merupakan Badan Layanan Umum (BLU). Sejak 6 Oktober 2010, Hendardji dilantik menjadi Direktur Utama PPKK menggantikan pejabat sebelumnya Djadjuk Nafsir.

Saat ini, luas Komplek Kemayoran mencapai 454 hektare. Dari jumlah itu, sesuai rencana pengembangan terbaru untuk 15 tahun ke depan, 100 hektare lahan merupakan peruntukan olahraga, rekreasi, dan seni. Pengelola, kelak, membangun sebuah gedung olahraga bertaraf internasional. Luasnya sekitar 48.000 meter persegi, bertingkat enam, dan mampu menampung hingga 25.000 penonton. Alhasil, sarana ini menjadi tempat penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Karate. Menurut rencana, pembangunan akan rampung pada 2015. "Peserta kejuaraan ada 100 negara," imbuh Hendardji.

Masih berhubungan dengan sarana olahraga tersebut, pengelola Kemayoran berencana menggusur kawasan kumuh di belakang Masjid Akbar. Lahan tersebut bakal dijadikan lapangan hijau luas semacam stadion madya untuk menggelar pertandingan sepak bola. Kapasitas stadion itu sekitar 30.000 penonton. Pengelola juga akan membangun stadion renang berstandar Olimpiade berikut sejumlah arena terbuka lainnya untuk pertunjukan seni dan rekreasi.

Pengembangan Komplek Kemayoran, papar Hendardji akan menelan biaya Rp 7,2 triliun. Mayoritas dana, Rp 4 triliun, akan tersedot untuk pembangunan infrastruktur. Sementara, sisanya, Rp 3,2 triliun habis dipakai untuk pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum. 

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

1200 Karateka Ikuti IPB Karate Cup III se-Jawa Bali

0 komentar
Kotahujan.com-Sebanyak 1200 peserta ambil bagian dalam kejuaraan karate yang bertajuk"IPB Karate Cup III se-Jawa Bali". Kejuaraan yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate IPB ini akan berlangsung selama tiga hari di Gymnasium IPB mulai Jum'at (27/05) sampai Minggu (29/05) nanti.

"Peserta mencapai 1200 dari beberapa daerah se-Jawa Bali, paling banyak dari daerah Jawa Barat" ujar Sambodo Rio Sasongko (20), Ketua Pelaksana.
Para peserta dalam kejuaraan ini akan bertanding untuk mendapatkan medali dari panitia yang bekerja sama dengan tim wasit karate Jawa Barat. Jenis pertandingan dalam kejuaraan ini dibagi dua, yaitu Kumite dan Kata.

"Untuk juri kita bekerja sama dengan wasit Jawa Barat dan DKI Jakarta, dan penilaiannya ada dua jenis, untuk seni yang dinilai keindahan, sedangkan untuk tarung sifatnya pengumpulan point" tambah Rio.

Kumite merupakan pertandingan atau tarung, sedangkan Kata adalah peragaan jurus-jurus yang terdapat dalam karate. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok usia, yaitu usia dini (8tahun), prapemula (10 tahun), pemula (12-13 tahun), kadet (14-15 tahun), junior (16-17 tahun), dan senior (diatas 18 tahun).

Dalam kejuaraan ini para peserta tidak diperkenankan memakai lambang perguruan. Hal ini untuk menghindari penilaian yang tidak objektif. Rio, panitia kejuaraan menegaskan bahwa kejuaraan ini untuk menjunjung tinggi nilai sportifitas.

"Itu untuk meminimalisir kecurangan, misalkan wasit merasa satu perguruan dengan salah satu atlet, untuk menghindarkan hal-hal seperti itu" ungkap Rio.

Tema "Get spirit, get sportif, get success" diusung dengan tujuan meningkatkan prestasi karateka di Indonesia. Harapannya kejuaraan ini bisa menjadi ajang untuk mengukur kualitas dan perkembangan para karateka.

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Latihan Kecepatan untuk Komite

0 komentar
Dalam rangka menyiapkan diri anda untuk pertandingan yang akan berlangsung 8 minggu, hal2 apa saja yang ingin anda lakukan untuk mempersiapkan diri? Apakah anda akan melakukan:

1. Lari jarak pendek 1 - 2 km
2. Lari jarak menengah 3 - 5 km
3. Lari jarak jauh 6 - 10 km
4. Sprint 50 - 100 meter

Sebelum anda mengetahui jawaban mana yang benar ada baiknya anda memahami hal2 yang penting dalam dulu tubuh anda. Tubuh kita terdiri dari dua serat otot yaitu otot merah dan otot putih. Serat otot merah adalah serat otot yang bekerja dengan lambat namun lebih tahan lama atau yang lebih dikenal dengan “sentakan lambat”. Sedangkan serat otot Putih adalah serat otot yang bekerja dengan cepat dan meledak-ledak yang dikenal dengan “sentakan cepat”.
Setiap orang mempunyai komposisi yang berbeda antara otot putih dan otot merah, atau dengan kata lain seseorang mungkin ada yang memiliki serat otot Putih lebih banyak dibandingkan dengan otot merah, tapi yang lainnya ada yang memiliki serat otot putih yang lebih sedikit dibandingkan otot merahnya.

Atlit olympiade yang lari pada jarak pendek seperti 100m/400m mempunyai sejumlah besar otot putih. Sedangkan pelari marathon dan pelari jarak jauh seperti 1600m mempunyai sejumlah besar otot merah. Jika kita tukar antara si pelari jarak jauh dengan jarak pendek, maka pelari jarak pendek akan mudah kelelahan di marathon dan pelari marathon akan sangat lambatlarinya di jarak 100m.

Bial anda sudah mempunyai komposisi serat otot putih maupun merah yang mungkin tidak sesuai dengan harapan anda tidak apa2. Itu karunia dari Sang Maha Pencipta, nikmatilah! Tapi berita baiknya serat2 otot tersebut bisa dilatih.

Kemudian yang perlu anda pahami adalah bahwa Karate adalah olahraga yang cepat dan meledak-ledak. Poin akan anda dapatkan saat anda menyerang cukup cepat untuk mengenai sasaran sebelum lawan anda dapat menghindar. Akan menjadi sulit jika anda bergerak dengan lambat.

Jika anda memilih jawaban no. 3 adalah artinya anda berlatih gerakan yang lambat untuk Mempertahankan pada waktu yang lama, sedangkan dalam pertandingan waktunya Cuma 3-4 menit per ronde (bukan waktu yang lama).

Jika anda memilih jawaban no. 2, maka anda masih melatih otot merah anda. Jarak 3-5 km adalah jarak untuk daya tahan bukan untuk ledakan.

Jika anda memilih jawaban no. 1, anda masih benar tapi masih kurang masalahnya saat anda berlari 1-2 km, potensi otot putih belum digunakan dengan maksimal. Coba pikir seperti ini, kita ambil rata-rata, biasanya seorang Karateka bisa berlari dengan jarak ini sekitar 5-6 menit. Masih saja, ini masih kurang tepat karena dalam pertandingan karate, anda memerlukan ledakan yang besar namun dalam waktu yang pendek.

Jika anda memilih jawaban no.4 maka itu suatu jawaban yang tepat karena dalam sebuah lari sprint yang maksimal membuat otot anda bekerja dengan kemampuan yang sama dengan saat pertandingan Karate. Sekarang mungkin anda bertanya, "tapi hanya dibutuhhkan waktu 13 detik untuk berlari sprint 100 meter, dan pertandingan Karate berlangsung 3 menit." Jadi halini kenapa anda akan beristirahat selama 15 detik kemudian berlari sprint lagi 100m. Lanjutkan dengan pola seperi ini sampai waktu 3 menit. maka anda akan terbiasa dengan waktu pertandingan Taekwondo sekitar 2-3 menit dengan waktu istirahat 1 menit.

Pola berulang ini sprint-istirahat-sprint-istirahat dst. sangat mirip dengan pertandingan Karate. Kebanyakan pertandingan ada saat yang meledak-ledak yakni sekitar 13 detik. Kemudian biasanya ada waktu seseorang akan tidak melakukan serangan dan hanya berputar-putar sekitar lapangan sebelum kemudian melakukan ledakan lagi.

Begitulah persiapan fisik untuk pertandingan, tapi menurut pendapat penulislari jarak jauh juga tidak boleh diabaikan, karena dengan berlari jarak jauh tubuh kita akan menjadi siap atau tidak kaget dalam melakukan latihansprint, sehingga sprint kita bisa mencapai tingkat yang maksimal. Lari jarak jauh juga berguna untuk meningkatkan ketahanan tubuh kita dalam bertarung jika dalam pertarungan yang sebenarnya, seumpama kita sedang melawan satu orang atau dikeroyok tiga orang, maka kita dituntut untuk mempunyai ketahanan fisik yang lama, karena dalam pertarungan yang sebenarnya tidak mengenal waktu, jadi siapa yang paling tahan itu adalah yang menang.

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Mamfaat Olah Raga bagi Kesehatan

0 komentar
Manfaat olahraga Karate untuk kesehatan tubuh kita memang sudah lama terbukti. Latihan Karate tidak hanya penting untuk memelihara kebugaran fisik tetapi juga kesehatan mental. Dengan kita berlatih karate otomatis kita menggerakan tubuh kita sendiri (berolah raga).
Jangankan berlatih Karate, hanya sekedar menggerakkan tubuh saja selama 10 menit setiap hari kesehatan mental kita akan meningkat cepat. Dalam temuan barunya Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga dari Univeritas Arizona menemukan adanya mamfaat lainnya dari olah raga yaitu:
daya pikir akan bertambah jernih dan yang menggembirakan dapat mengurangi ketegangan alias stress serta membuat perasaan menjadi riang selalu. Menurut Landers ada lima manfaat olahraga yang dapat menyehatkan mental kita.

1. Olahraga mengurangi stres

Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau ketegangan. Apakah stres tersebut disebabkan karena masalah ekonomi seperti inflasi atau devaluasi, masalah pergaulan atau retaknya hubungan suami istri, urusan kantor yang tidak pernah selesai, ujian akhir yang akan dihadapi, keputusan salah yang telah diambil atau mungkin keragu-raguan untuk mengambil keputusan.

Semua manusia pernah mengalami stres; dan Anda harus tahu bagaimana mengatasinya! Banyak oarang menderita penyakit, putus asa, bahkan mati mendadak disebabkan stres!

Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata olaraga dapat menolong Anda untuk mengatasi stres. Bagaimana? Untuk itu kita perlu melihat bagaimana kerja otot yang kita miliki. Berolahraga dapat membantu kita mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan.

Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada saat berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi. Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular, sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah. Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak adalah aerobik macam berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.

2. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otak

Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan bisa meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah ke otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat asupan darah maka reaksi fisik dan mental seseorang akan meningkat.

3. Mempengaruhi hormon Endogenous opioids

Dalam keajaiban tubuh manusia, para ilmuan baru-baru ini telah menemukan satu sistem hormon yang berfungsi sebagai morphine yang disebut endogenous opioids. Hal ini cukup menarik perhatian sebab reseptornya didapatkan di dalam hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan dengan emosi dan tingkah laku manusia.

Sistem hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorphin, bukan hanya mengurangi perasaan nyeri dan memberikan kekuatan menghadapi kanker saja, tetapi juga menambah daya ingat, menormalkan selera, seks, tekanan darah dan ventilasi.

Saat berolahraga, kelenjar pitutiari menambah produk beta-endorphin; dan sebagai hasilnya konsentrasi beta-endorphin naik di dalam darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih.

4. Meningkatkan gelombang otak alfa

Penelitian menunjukkan bahwa olahraga, ada penambahan gelombang alfa di otak. Gelombang otak alfa sudah lama diketahui yang berhubungan dengan rileks dan keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada seorang yang jogging untuk 20 sampai 30 menit, dan tetap dapat diukur setelah olahraga tersebut berakhir.

Para peneliti mengemukakan bahwa bertambahnya kekuatan gelombang alfa memberikan kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari olahraga, termasuk berkurangnya kecemasan dan depresi.

5. Penyalur saraf otak

Olahraga akan dapat memperlancarkan kegiatan penyalur saraf (brain neurotransmitter) di dalam otak. Hasil penelitian dalam hal ini dapat menyampaikan bahwa olahraga dapat menaikkan tingkat norepinephrine, dopamine, dan serotonin di dalam otak, dengan demikian mengurangi depresi. Telah terbukti bahwa penyalur saraf otak seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5 - HT) terlibat dalam depresi dan schizophrenia.

Tubuh yang sehat hidup dalam ketenangan. Anda tidak akan merasakannya dari dalam keluar keharmonisan dan damai. Bila olahraga akan memberikan kesehatan tubuh yang baik, dan juga ketenangan pikiran serta pencapaian intelek yang lebih tinggi, mengapa kita tidak segera berolahraga dari sekarang.

6. Olahraga dapat melawan penuaan

Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak pada wanita lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik.

Hasil terbaik akan didapat dengan menggerakkan tubuh setiap minggu selama sembilan minggu. "Kegiatannya tidak perlu terlalu tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja, yang penting daya pacu jantung kita dapat meningkat," lanjut Landers. "Tapi manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam."

7. Olahraga dapat meningkat perasaan bahagia

Banyak orang yang terkena depresi atau sakit hatinya memakai obat penenang sebagai jalan keluar. Sekarang jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih dengan menggerakkan tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit hati.

Sebuah survey di Inggris melaporkan 83% penderita depresi bergantung pada aktifitas olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan mengurangi kecemasan. Berolahraga selama 16 minggu secara rutin pada orang yang memiliki kadar depresi yang sedang mendapatkan efek bahagia.

Penelitian di Universitas Duke membuktikan bahwa 60% penderita depresi yang menjalani olahraga 30 menit tiga kali seminggu selama enam bulan dapat melawan penderitaan tanpa harus menggunakan obat dokter. Namun bagi penderita depresi yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obat-obatan. Hanya saja banyak dokter sekarang yang memasukkan kegiatan olahraga dalam resep pengobatan mereka disamping obat penenang medis.

8. Olahraga dapat meningkatkan kepercayaan diri

Sekarang rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan mengandalkan keindahan fisik lagi. Sebuah studi kasus di AS membuktikan kalau para remaja yang aktif berolahraga memiliki kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-teman mereka yang memiliki tubuh dan penampilan indah.

Kemantapan diri ini terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra tubuh yang sehat dan kekuatan fisik yang prima, bukan semata giat berolahraga karena terobsesi dengan figur fisik para model di sampul majalah.
Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Mengenal jurus dalam Karate

0 komentar
Definisi Jurus atau Kata dalam Karate adalah merupakan rangkaian gerakan kihon yang digabungkan sehingga membentuk keindahan gerakan sehingga bermakna filosofi yang mendalam.
Sedangkan kihon itu sendiri adalah gerakan dasar yang meliputi dari tangkisan, pukulan, tendangan, dan bantingan.
Dalam Katatersimpan bentuk-bentuk sikap dalam karate yang wajib dimiliki, seperti kontrol (diri), tenaga (power), kecepatan, juga bentuk penghayatan karate dalam realitas sebenarnya. Sebab dalam Kata tersimpan ribuan senjata tubuh yang tersamar dalam bentuk yang indah . Sehingga ketika karateka paham, menghayati, dan mendalami Kata, sejatinya dia (diharapkan) sudah tahu dan paham betapa karate itu bukan sekedar latihan olah tubuh saja. Tentu saja ini membutuhkan keseriusan dan komitmen tinggi bagi karateka yang berniat memperdalam karate secara komprehensif. Sebab Master Gichin sudah memperkirakan untuk mengetahui dan paham satu buah Kata saja butuh waktu sekitar tiga tahun. Tentu waktu yang cukup lama untuk ukuran sekarang. Selain itu, sikap karateka yang dituntut untuk tidak cepat bosan dan menyerah adalah penting dalam mempelajari Kata.

Untuk mengetahui dan mendalami Kata, yang terpenting adalah latihan yang rutin. Untuk bisa melakukan Kata yang baik, kita harus belajar dan melatih tehnik dasarnya (kihon) dulu satu-satu. Teknik2 dasar seperti postur tubuh yang benar, kondisi pikiran dan mental yang benar, teknik kuda-kuda, teknik melangkah, teknik perpindahan bobot tubuh dan pusat gravitasi, teknik bertahan, teknik menyerang, teknik pernafasan dsb. Untuk menguasai satu teknik dasar saja idealnya kita harus melatihnya puluhan ribu kali untuk bisa menguasainya. Dalam berlatih suatu tehnik Master Gichin sering berkata :" kerjakan 1.000 kali sehingga kau dapat menemukan jawabannya".Dalam satu teknik itu sebenarnya terkandung puluhan bahkan mungkin ratusan atau ribuan cara memaksimalkan teknik dan aplikasi

Kalau teknik sudah benar maka tiap2 teknik mulai dirangkai kedalam jurus,karenanya untuk menguasai 1 jurus saja sebenarnya butuh waktu tahunan, dan itu harus dilakukan rutin setiap hari. Mengapa mengulang-ulangjurus/kata itu penting? karena tubuh memiliki kemampuan untuk merekam gerakan yang kita lakukan (muscle memory), semakin banyak atau sering kita melakukan suatu gerakan maka gerakan itu menjadi seperti sebuah reflek bagi kita (contoh: ibu2 yang bekerja di pabrik rokok, kalau melihat gerakannya seperti mesin yang otomatis) oleh karena itu kita diajarkan untuk menghapal jurus/Kata, sehingga badan kita menjadi terbiasa dengan gerakan (jurus) yang kita pakai, dengan harapan akan menjadi refleks kita dalam menangkis, memukul dll.

jadi  pentingnya jurus adalah  untuk memberikan latihan pada otot untuk memiliki memory terhadap gerakan yang kita inginkan. Namun demikian kemampuan refleks harus keluar dan teruji di dunia nyata dalam hal ini di representasikan dalam latihan tanding. semakin banyak bertanding maka refleks bertarung di dunia nyata jadi terasah, nah untuk mrndapatkan refleks bertarung yang sesuai dengan kaidah beladiri masing2 maka harus dengan latihan Kata.
Jadi akhirnya setelah kita membentuk form akhirnya kita akan formless karena apa yang kita gerakkan adalah semata-mata refleks dari tubuh kita yang telah kita bentuk refleksnya dengan Kata.

Kata merupakan saripati dari Karate, karena rahasia beladiri Karate ada dalam Kata, Saat belum belajar beladiri kita formless tidak punya bentuk, saat belajar beladiri kita mulai belajar form bentuk2 teknik, saat kita semakin matang kita akan kembali ke tanpa bentuk/ formless menciptakan teknik kita sendiri berdasarkan pengalaman dan hasil latihan beladiri kita. di level inilah kita baru bisa disebut martial artis yang bisa berekspresi bebas seperti seorang pelukis yang bisa menggambar apa saja dgn kuas di tangannya.

Sesungguhnya di dalam real fight inilah hasil latihan dari Kata akan sangat kelihatan keefektifannya (ini tergantung intensitas dan kualitas latihannya/ hasil latihan sebelumnya jika dilatih dengan benar).

Seperti dibahas sebelumnya sebelum belajar beladiri kita tidak punya bentuk, saat mulai belajar kita mulai punya bentuk berdasarkan beladiri yang kita pelajari, kemudian tingkat lanjutnya kita kembali ke formless/tanpa bentuk.

Dalam real fight situasi fight bisa bermacam2 tergantung latar belakang beladiri lawan(punya style atau tidak punya style) istilahnya formless dan bentuknya bisa bermacam2. Untuk situasi seperti ini kadang2 kalau kita memaksakan style beladiri kita ke pertarungan sesungguhnya maka kita bisa kerepotan sendiri karena situasinya sering mengalir tidak sesuai dengan skenario yang biasa kita latih saat latihan sparring.

Dalam real fight kita tidak bisa memaksakan bentuk style kita ke keadaan yang formless, Kita harus mengembangkan form kita ke tingkatan yang lebih tinggi alias formless juga. Seperti filosofi air, air tidak memiliki bentuk namun air bisa menyesuaikan dirinya ke bentuk apapun, dimasukan ke gelas dia jadi bentuk gelas, ditaruh di vas dia bentuk vas, namun air itu tetap formless dan dia tidak bisa dipegang.

Sangat naif sekali kau kita lihat tangkisan dasar tengah ke dalam seperti soto uke hanya bisa sekedar utk menangkis, kalau dipelajari dan didalami dengan benar tangkisan ini sebenarnya bisa jadi teknik patahan siku lawan, teknik kuncian siku, teknik kuncian sendi bahu, teknik bantingan, teknik serangan ke titik syaraf, dll.
Demikian juga dengan kuda2 depan seperti zenkutsu dachi bisa dipakai utk menginjak dengkul lawan, menyapu kaki, menekan sendi, menyerang kemaluan, dll. latihan dasar itu dirancang ada tujuannya, namun utk penerapan harus dinamis sesuai keadaan(bukan keadaan yang menyesuaikan dengan kemauan kita, namun kita yang menyesuaikan dengan keadaan).

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

Arti Lambang Forki

0 komentar

Bentuk : Segi Lima, dengan garis atas rata dan garis bawah membentuk sudut.

Arti :
- Segi lima melambangkan olah raga karate yang dibina dalam FORKI,
berdiri diatas dasar semangat revolusi 17 agustus 1945, berdasarkan
Pancasila dan sumpah karate.
- Tujuh Buah Lingkaran berwarna merah, melambangkan keolahragaan
karate dan sapta prasetya FORKI
Warna : dasar kuning dengan kombinasi hitam diatas, dengan warna FORKI berwarna putih dan huruf K berwarna hitam, serta warna merah pada tujuh buah lingkaran yang terletak dibawah gambar huruf K.
Arti :
- Warna Kuning : Melambangkan keagungan.
- Warna Hitam : Melambangkan keteguhan tekad.
- Warna Merah : Melambangkan keberanian.
- Warna Putih : Melambangkan Kesucian.
- Gambar huruf K berwarna hitam menggambarkan seorang karateka
yang sedang siap sedia.

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More

ARTI LAMBANG WADOKAI

0 komentar

1. Pengertian Nama dan Lambang

Wado              : Hanya boleh diartikan dalam DAMAI.
Kai                  :
Hanya boleh diartikan PERKUMPULAN atau ORGANISASI.
Karatedo
       : Hanya boleh diartikan amateurisme olah raga KARATE.
Indonesia        : Agar WADOKAI Berdasarkan PANCASILA, UUD-1945 dan CITA-CITA BANGSA.
2. Pengertian Gambar
Merpati Putih : Hanya boleh diartikan sebagai lambang perdamaian.
Kepalan Tinju : Hanya boleh diartikan sebagai kebulatan tekad dalam menyatukan keinginan untuk mencapai keberhasilan dan tidak menyerah terhadap kesulitan.
Lingkaran Bulat : Hanya boleh diartikan sebagai alam semesta tanpa batas sedangkan kepandaian / kemampuan manusia sangat terbatas.
3. Pengertian Warna
 Warna Putih Merpati  : Hanya boleh diartikan sebagai PERDAMAIAN KESUCIAN dan    KEBERSIHAN HATI.
Warna Biru Tua : Dasar simbol menunjukkan langit luas terbuka legas yang melambangkan hati yang luas, terbuka dan siap berkawan serta suka belajar dan memaafkan.
Warna Kuning Kepalan : Hanya boleh diartikan sebagai warna emas kemuliaan yang bermakna bahwa kepalan hanya boleh digunakan untuk tujuan yang mulia / baik.

Diposting oleh Sceru King 0 komentar
Read More